Minggu, 21 April 2013

insipirasi saya sebagi orang papua...kenapa dong bisa tong tra bisa



Albert Thom Joshua Fakdawer atau lebih di kenal dengan nama Albert,  lahir 29 Juni 1993, adalah seorang Artis jebolan dari Akedemi AFI yang pernah tayang di salah satu TV swasta. dan menjadi lebih terkenal setelah membintangi Film garapan dari Rumah Produksi  Alenia Pictures yang berjudul Denias Senandung Di Atas Awan.  di mana pada Film Tersebut Alberth menjadi pemeran Utama dan membaut decak kagum Penonton dengan suara khasnya yang merdu. Prestasi yang telah di Ukir adalah :
  • Juara II AFI Junior 2004
  • Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2006
  • Aktor Pendatang Baru Terbaik Indonesian Movie Awards 2007


Michael Herman Jakarimilena lahir di Jayapura, Papua, 13 Juli 1983 adalah Penyanyi Jebolan Indonesian Idol musim Pertama, Micheal lebih di kenal dengan nama Michael Idol tidak hanya memiliki kemampuan Bernyanyi tetapi Juga kemampuan dalam Berakting, itu di buktikan dalam Film Denias di mana Michael memerangkan Tokoh Ayah Denias. Berikut beberapa Film yang pernah Di perankan oleh Michal antara lain Hatrrick dan Di Timur Matahari.



Minus C Karoba. lahir di Mamit 15 Mei 1985. Pemuda asal Penggunungan Tengah ini, lebih di kenal dengan sebuta Minus si Raja Mob. di Perkenalkan Pertama kali oleh Sutrada terkenal Indonesia Garin Nugroho kala menggarap Film di Papua. Minus mampu menyisihkan 200 peserta Audisi ketika Garin Nugroho Menggrap film di Papua karena bakat unik yang ada dalam Dirinya. Film - Film yang pernah di Bintangi oleh Minus antara lain adalah
  • Aku ingin Menciummu sekali Saja 2001 
  • Mencari Madona 2004
  • Denias Senandung Di Atas Awan 2008 dan
  • Keluarga Minus ( Tayangan Serial Komedi di di Trans TV )

Simon Sikoway, belum banyak Info mengenai bocah cilik ini, maklum saja Simon Merupakan Pendantang baru di kancah Perfiliman Indonesia yang menurut banyak Sineas merupakan anak yang berbakat.


Simon di orbitkan oleh sineas Terkenal yang juga berasal dari Papua Ari Sihasale. di mana Simon menjadi pemeran Mazmur dalam Filim garapan Alinea Pictures  yang berjudul Di Timur Matahari yang Tayang tahun ini, dan buat yang suka dengan Film yang bertema sosial jangan ketinggalan untuk menonton Film Perdana yang di bintangi Simon Sikoway dan Pesan penulis untuk membeli CD/DVD originalnya untuk mendukung Karya - Karya anak Indonesia


Dengan adanya Artis-artis yang berasal dari Papua dapat memacu Anak - Anak dan Juga Remaja  yang berasal dari Papua agar berlomba - lomba  untuk mengukir Prestasi tidak hanya di Bidang Seni, tapi juga Pada bidang lainnya.

10 anak Papua prestasi dalam bidang olahraga bola kaki

~ Papua tidak pernah absen dalam mencetak pemain-pemain sepakbola profesional di tingkat nasional. Selalu menghadirkan bibit-bibit pesepakbola luar biasa dalam persepakbolaan tanah air. Inilah 10 pesepakbola Papua terbaik yang bersinar di dunia sepakbola nasional.

1. Titus Jhon Londouw Bonai
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html

Titus Jhon Londouw Bonai atau Titus Bonai, ialah pesepakbola asal Papua yang kini bermain untuk klub Persipura Jayapura. Tibo, nama akrabnya, lahir pada tanggal 4 Maret 1989. Ia sempat dipanggil Tim Nasional Indonesia U-23 dalam pertandingan pra-olimpiade, dalam pertandingan melawan Turkmenistan pada 23 Februari 2011 lalu, ia mencetak 1 gol walaupun harus menerima kekalahan.. Ia merupakan salah satu pemain andalan dari Persipura Jayapura yang gemar menselebrasikan gol dengan tarian sajojo.

2. Boaz Solossa
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Boaz Sollosa, lahir 16 Maret 1986. Namanya sudah tidak asing lagi di telinga pecinta sepakbola nasional. Ia sudah malang melintang di klub sepakbola nasional. Kini, ia bermain di klub Persipura Jayapura yang dapat berposisi sebagai penyerang tengah maupun penyerang sayap. Di liga Indonesia, Boaz Sollosa hampir dipastikan menjadi Top Scorer dengan raihan 20 gol mengalahkan dominasi pemain asing. Boaz Solossa merupakan salah satu andalan Tim Nasional Indonesia di masanya. Ia terkenal dengan kemampuannya dalam mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kaki kanan yang baik, kecepatan, visi penyerangan, dan naluri dalam mencetak gol. Ia juga dipasangkan dengan kakaknya Ortizan Solossa saat di lapangan hijau bersama Persipura Jayapura.

3. Ortizan Solossa
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Pesepakbola yang lahir di Sorong 28 Oktober 1977 ini bernama lengkap Ortizan Bertilone Nusye Solossa, seorang pesepakbola profesional asal Papua. Kini ia bermain bersama adiknya, Boaz Solossa di klub Persipura Jayapura. Ia biasa bermain sebagai bek kiri. Di Tim Nasional Indonesia pun ia kerap dipasangkan bersama adiknya di sebelah kiri lapangan. Ia juga sudah malang melintang di klub-klub sepakbola nasional. Ia mengawali karirnya di PS Putra Yohan Sorong. Sejumlah klub besar nasional pun pernah ia hampiri, mulai dari PSM Makassar, Arema Indonesia, Persija Jakarta, dan kini bergabung dengan Persipura Jayapura mulai tahun 2008 lalu.

4. Ellie Aiboy
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Lahir di Jayapura, 20 April 1979 adalah pesepakbola bertalenta dari Papua yang saat ini memperkuat klub Semen Padang di ISL. Ia pun pernah memperkuat klub asal Malaysia, Selangor FC pada tahun 2005-2006. Ia juga merupakan pemain di Tim Nasional Indonesia pada Piala Asia 2007, Elli mencetak satu gol untuk Indonesia saat kalah dengan Tim Nasional Arab Saudi. Pria dengan tinggi 170 cm ini berposisi sebagai gelandang. Karirnya dimulai dengan bergabung di klub PSB Bogor, dan kini di Semen Padang. Bersama Semen Padang, Elly berhasil membawa Semen Padang menduduki peringkat runner up sementara di bawah Persipura Jayapura.

5. Errol FX Iba
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Lahir di Jayapura, 6 Agustus 1979 kini menjadi salah satu pemain sepakbola yang bersinar di dunia sepakbola nasional. Kini ia bermain untuk Persebaya Surabaya. Tahun 2001, ia memutuskan menjadi seorang mualaf dan menghilangkan kata FX di namanya. Erol Iba berposisis sebagai bek. Berbagai klub pun berminat mendatangkan Erol Iba, ia sempat diminati sebuah klub di Liga Australia, Newcastle Jets. Di Indonesia, Erol Iba sudah malang melintang di berbagai klub, mengawali karir di Semen Padang, PSPS Pekanbaru, Arema Indonesia, Persik Kediri, Pelita Jaya, hingga Persipura Jayapura pernah ia lakoni. Erol juga merupakan andalan Tim Nasional Indonesia di era kepelatihan Peter White, walaupun kini Erol jarang menjadi pilihan Timnas.

6. Christian Warobay
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Lahir di Serui, Kepulauan Yapen, Papua pada 12 Juni 1984. Christian Warobay merupakan pemain bertalenta dari tanah Papua. Mengawali karir di PPLP Serui pada tahun 2000, menjadi tim PON Papua 2004, bergabung di Persipura Jayapura 2004-2006, Sriwijaya FC Palembang, dan kini bermain bersanma Persidafon Dafonsoro. Ia pernah dipanggil di Tim Nasional Indonesia senior untuk bermain di Sea Games 2005. Warobay pernah mendapat gelar pemain terbaik di Liga Indonesia 2005.

7. Eduard Ivakdalam
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Pesepakbola asal Merauke kelahiran 19 Desember 1974 kini bermain di klub Persidafon Dafonsoro. Sebelumnya ia pernah membela klub Persipura Jayapura dan mempersembahkan tropi juara bersama Persipura Jayapura. Musim ini, Eduard membawa Persidafon menembus babak semi final divisi utama Liga Indonesia walaupun menerima kekelahan dari Persiba Bantul. ia berposisi sebagai midliefer di Persidafon. Ia pernah berkarir di PS Merauke dan PS Maren Jayapura sebelumnya.

8. Ian Louis Kabes
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Ian Louis Kabes, lahir di Jayapura, 13 Mei 1986 adalah pesepakbola asal Papua yang kini bermain di Persipura Jayapura. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini sudah mempersembahkan 6 gol di Liga Super Indonesia musim ini, dan 3 gol di musim lalu. Bersama Persipura Jayapura, Ian Louis Kabes berhasil melaju ke babak 16 besar AFC Cup dengan permaianan memukaunya.

9. Lukas Wellem Mandowen
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Lukas Wellem Mandowen, lahir 6 April 1989 yang kini bermain di Persipura Jayapura setelah bermain di Persipura U-21 selama 2 musim. Lukas merupakan top scorer Liga Super Indonesia U-21 musim 2009-2010. Musim ini, ia sudah mencetak 7 gol di Liga Super Indonesia, dan 2 gol di ajang AFC Cup. Ia disebut-sebut layak dipanggil Timnas Indonesia.

10. Oktavianus Maniani
http://www.jadigitu.com/2012/11/10-pemain-bola-hebat-asal-papua.html
Oktavianus Maniani atau yang lebih dikenal dengan Okto Maniani lahir di Papua 10 Oktober 1990. Di usianya yang masih muda, karirnya begitu bersinar setelah memperlihatkan permainan yang memukau saat ajang AFF Cup tahun lalu. Hampir setiap orang pasti mengenalnya. Kini ia bermain di klub Sriwijaya FC Palembang. Okto juga merupakan andalan Timnas Indonesia U-23 dengan 3 gol dalam 10 caps. Pemain ini dikenal dengan sikap indisiplionernya yang menyebabkan pencoretan namanya di skuat timnas Indonesia. Di Liga Super Indonesia, ia sudah mencetak 3 gol musim ini bersama Sriwijaya FC. Okto disebut-sebut pesepakbola yang layak merumput di Eropa dengan kemampuannya yang di atas rata-rata.

Masih Banyak talenta-talenta anak Papua yang belum terekspos oleh media, itulah 10 pesepakbola yang bersinar di dunia sepakbola nasional.

Disinilah identitas orang papua

TANAH : ADALAH KEHIDUPAN DAN IDENTITAS ORANG PAPUA

JUBI – Bagi Masyarakat Adat Papua, tidak ada kehidupan diatas muka bumi ini jika tidak ada tanah. Tanah menjadi segala sumber kehidupan dimuka bumi ini. Itulah filosofi tanah bagi orang Papua. Sehingga jika masyarakat modern memandang tanah terpisah dari segala sesuatu yang ada diatas maupun didalam tanah sebagai bentuk-bentuk sumber daya alam, masyarakat adat Papua justru memandang tanah sebagai keseluruhan dari sumber daya alam itu. Tanah menjadi satu kesatuan dengan apa yang ada diatas maupun didalamnya. Kepemilikan atas tanah pada masyarakat adat Papua adalah kepemilikan komunal berdasarkan klan, marga atau keret. Dijumpai pula kepemilikan komunal berdasarkan gabungan beberapa klan seperti di Sentani dan Genyem. Dalam kepemilikan komunal yang berdasarkan satu klan, berlaku hak kesulungan. Hak yang diberikan kepada anak sulung laki-laki untuk mengatur pemanfaatan tanah dan kekuasaan tersebut dapat diwariskan kepada keturunan berikutnya dalam sistem patrilinear. Meski dalam beberapa kelompok masyarakat hukum adat (MHA) ditemui kepemilikan individu, namun secara mendasar kepemilikan individu tersebut merupakan akibat dari bertambahnya keturunan sebuah klan. Pendistribusian tanah dari seorang orang tua kepada anak-anaknya seringkali diartikan sebagai kepemilikan individu, namun sesungguhnya kepemilikan atas tanah-tanah yang didistribusikan tersebut berada pada sebuah klan atau gabungan klan.
Pada beberapa kelompok masyarakat adat, dikenal adanya kearifan lokal mereka dalam pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, misalnya; tiatiki pada masyarakat adat Tepera, sasi sen pada masyarakat adat di kepulauan Padaido dan Biak Timur, igya ser hanjop pada masyarakat adat Arfak atau etsin pada masyarakat adat Kawera di Mamberamo. Bentuk-bentuk kearifan lokal ini jika dipandang dari perspektif lingkungan memiliki kaitan erat dengan prinsip-prinsip pelestarian dalam pengelolaan hutan (SDA).
Sehingga secara turun temurun tanah bagi orang Papua merupakan sumber kehidupan dan identitas orang Papua sehingga mereka tidak mengenal jual beli tanah. Namun perubahan dan perkembangan telah membuat masyarakat adat harus rela melepaskan beribu hektar lahan kehidupan mereka sebagai tempat mata pencaharian. Berikut wawancara wartawan Jubi Carol Ayomi dengan dosen antropolog Universitas Cenderawasih (Uncen) Dr.J.R. Mansoben. MA tentang Ffilosofi tanah dan kearifan budaya orang Papua.
Apa pengertian dari filosofi tanah itu sendiri bagi orang Papua ?
Bagi orang Papua tanah itu sangat penting karena sama dengan kehidupan manusia dan juga sebagai identitas dari setiap kelompok etnis yang memiliki wilayah tertentu.
Kalau ada pemanfaatan terhadap tanah itu oleh pihak lain maka itu akan menjadi persoalan besar. Karena setiap kelompok etnis mempunyai cara-cara tertentu untuk memanfaatkan tanah. Ada bagian-bagian yang dipakai untuk berkebun, ada bagian lain yang dibiarkan tetap hutan alami agar menjadi tempat tinggal hewan untuk berburu atau tempat mencari kayu untuk bahan-bahan membangun rumah. Jadi ada bagian-bagian tanah tertentu yang harus mereka tebang atau dijaga pelestariannya.
Apakah tanah sangat vital bagi orang asli Papua?
Kalau kita melihat sebenarnya orang Papua dari berbagai suku dan etnis memiliki persepsi tentang tanah yang berbeda beda. Antara lain ada yang menyebut tanah itu sama dengan mama. Tanah sama dengan manusia dan tanah itu adalah kehidupan. Tanpa tanah orang Papua tidak akan hidup.
Karena di tanah orang Papua menjadikannya sebagi tempat tinggal, tempat untuk mencari tumbu-tumbuhan untuk makanan, tempat menyimpan jutaan tanaman obat-obatan yang berguna bagi kesehatan dan menyembuhkan penyakit. Jadi lumrah kalau tanah itu sangat penting.
Bagaimana dengan tempat-tempat sakral bagi orang Papua?
Tempat yang dianggap sakral merupakan tempat-tempat tertentu yang keramat sebab menurut kepercayaan mereka di situ ada terdapat roh-roh atau kekuatan magis yang bisa mendukung kehidupan mereka.
Kalau sampai tempat itu diganggu atau dirusak berarti penunggu-penunggu atau ro-roh yang bersemayam akan marah. Oleh karena itu tempat sakral dilarang bagi setiap orang untuk melakukan kegiatan apapun terkecuali ritual-ritual atau upacara adat tertentu.
Jika tempat sakral sampai dijadikan sebagai objek wisata maka nilai-nilai kebudayaan akan luntur dan merosot. Ini mungkin akan dirusak oleh para pengunjung sehingga tempat sakral tidak punya nilai majis lagi.
Apakah sasi juga merupakan tempat yang dianggap sakral ?
Sasi sebenarnya bukan tempat keramat, tetapi sasi merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia dengan cara membiarkan biota di suatu tempat tertentu untuk tetap bertumbuh kembali. Hal ini akan mempermudah mereka dalam mencari nafkah sehari-hari. Misalnya dalam sasi laut adalah pelarangan untuk mencari ikan pada wilayah-wilyah tertentu yang telah mereka tetapkan. Biota itu akan dibiarkan hidup selama waktu tertentu sesuai aturan dan pada saatnya baru bisa diambil hasil laut untuk dikonsumsi sehari-hari.
Tempat-tempat tersebut harus dilestarikan untuk menjaga sumber daya alam yang kini lebih dikenal dengan istilah konservasi. Sebenarnya masyarakat adat sudah mengenal pelestarian alam sejak nenek moyang mereka.
Apa yang dimaksud dengan tanah hak milik dan hak pakai?
Tanah menurut sebagian besar klen adalah milik hak bersama. Setiap klen mempunyai hak milik atas wilayah-wilayah tertentu dan bukan milik pribadi. Oleh karena itu pemakaian hak milik bersama jika dimanfaatkan oleh mereka sendiri yang mempunyai hak atas tanah itu tidak jadi masalah.
Namun yang jadi soal adalah kalau ada pihak lain yang dengan segaja mengklaim tanah tersebut menjadi hak milik. Sebenarnya harus ada perundingan terlebih dahulu secara kekeluargaan.
Adakah hak pelepasan tanah?
Karena banyak terjadi pilihan-pilihan dari norma-norma adat. Sebenarnya norma adat itu adalah hak milik bersama atau hak kegunaan. Itu artinya bahwa warga yang berada dalam kelompok yang memiliki hak guna pakai. Biasanya kelompok klen saja yang menempati bersama tetapi hanya hak pakai saja.
Tetapi kalau hak pelepasan tanah tidak bisa dilakukan secara perorangan harus dilakukan melalui perundingan secara bersama karena pemilikannya secara kolektif atau bersama. Karena itu semua harus duduk dan bicara bersama mencari jalan kelur atau solusi yang terbaik agar dikemudian hari tidak ada permusuhan antara klen pemakai dan klen pemilik.
Tapi dalam hal budaya orang Papua tidak mengenal apa yang namanya hak pemilikan dan pelepasan tanah. Ini sebenarnya merupakan budaya baru karena ada mobilisasi karena kepentingan dari pemerintah atau perusahaan dan pembangunan yang membutuhkan tanah.
Begitu tanah dilepas sama saja dengan kita membunuh orang Papua sebab di atas tanah mereka hidup terkecuali ada subsitusi atau penganti mata pencaharian. Kalau ada orang yang punya keahlian dan bekerja di kantor atau mempunyai kemampuan berusaha mungkin tidak jadi masalah. Tetapi bagi orang Papua yang lahir dan mempunyai kehidupan sangat tergantung pada tanahnya maka mau tidak mau hak bersama harus diatur.
Ini artinya dalam melepaskan tanah tersebut harus diatur secara baik dan transparan secara nersama. Sekarang ini banyak terjadi benturan-benturan atau konflik karena ada kepentingan pribadi. Sering kali ada yang mengatakan mereka memiliki hak atas tanah tersebut sehingga dengan sewenang-wenang melepaskan tanah demi kepentingan mereka.
Bagaimana tentang kearifan lokal budaya orang Papua sendiri?
Kebudayaan berkaitan erat sekali dengan nilia-nilai atau norma-norma yang mengatur nilai hak kepemilikan. Itu yang menjadi kepentingan bersama dan kebudayaan juga merupakan jati diri orang Papua. Kalau sampai ada yang merampas hak kepemilikan tanah berarti mereka telah merampas kebudayaan asli orang Papua.
Mengapa sampai terjadi di kota banyak masyarakat Papua yang rela melepaskan tanah mereka begitu saja?
Mungkin saja terjadi karena ada kepentingan-kepentingan pribadi atau tekanan ekonomi. Misalnya membangun rumah yang bagus, ingin mendapat uang yang banyak dalam seketika. Mau merubah taraf hidup, sehingga mereka melepaskan tanah tersebut. Namun ada warga masyarakat yang sudah tidak mematuhi norma-norma atau nilai-nilai tanah sebagai kebudayaan orang Papua sehingga mau melepaskan begitu tanpa bicarakan secara bersama.
Tetapi ada juga yang dilepaskan untuk kepentingan umum seperti membangun kantor pemerintahan, bandar udara, rumah sakit dan sekolah semua itu harus melalui prosedur dan ganti rugi bagi si pemilik tanah secara kolektif. Hasil ganti rugi tanah itu boleh dikatakan jumlahnya sangat besar bisa mencapai milyaran rupiah. Tetapi jangan lupa kalau itu hanya bisa dinikmati sesaat saja. Sesudah uang itu habis mereka akan kembali kekehidupan semula yaitu mengantungkan hidup pada tanah, mereka sudah tidak ada tempat tinggal di kota dan kalah bersaing dengan orang non Papua. Hal ini membuat mereka tersisih dan akhirnya hidup menjauh dari keramain kota.
Tetapi bagi mereka yang hidup di kampung mereka tidak akan menjual tanah sebagai milik pusaka karena tanah memberi mereka tempat untuk hidup.
Adakah cara-cara tertentu supaya tanah dan kebudayaan dapat dipertahankan?
Masyarakat asli Papua tentunya sudah mengetahui bahwa tanah dan kebudayaan sangatlah penting bagi kelangsungan hidup mereka. Tetapi terkadang ada warga masyarakat tertentu yang dalam kelompok sendiri tidak mengerti peraturan tentang aturan adat mereka sehingga melepaskan tanah itu secara perorangan. Padahal tanah itu sebenarnya milik bersama atau kolektif sehingga terjadi ketidak jelasan antar warga lain dalam kelompok mereka sendiri.
Kalau memang ada kepentingan dari dunia usaha atau pemerintah, harus dicari solusi yang terbaik agar tidak merugikan masyarakat. Karena mereka tidak mempunyai pilihan lain sehingga melepaskan tanah tersebut tapi seharusnya tanah tidak perlu dilepaskan atau sebagai hak kepemilikan seseorang begitu saja. Sebaiknya tanah itu diberikan masa kontrak dengan jangka waktu tertentu yang sudah disepakati sehingga kita bisa memiliki tanah itu sebagai hak paten bagi orang Papua. (Carol Ayomi/Dominggus Mampioper)

Pesta paling terkenal dari dulu sampai sekarang

Babi dan pesta babi di Papua

Pada kelompok penduduk Papua, dahulu Nieuw-Guinea Belanda , khususnya di daerah Pegunungan Tengah, babi mempunyai tempat penting. Di pulau ini binatang mamalia jarang hidup, kecuali babi dan kijang yang dari awal mula telah dibawa masuk oleh pendatang orang Eropa. Babi liar jenis Papua mirip babi hutan yang hidup di dalam cagar alam Belanda, hanya mereka lebih kurus. Babi bukan saja diternakkan untuk dagingnya, tetapi juga merupakan status simbol bagi si pemilik babi di
masyarakat sehingga semakin banyak babi yang dimiliki seseorang atau sebuah kampung, semakin tinggi pula statusnya, semakin banyak yang dapat dihadiahkannya dan semakin besar pula pesta diselenggarakannya.  Memotong dan memakan babi biasanya dikaitkan dengan peristiwa penting seperti pembakaran mayat, perkawinan dan ritus inisiasi. Hingga kini babi masih tetap digunakan sebagai hadiah emas kawin. Di kawasan Wisselmeren (Danau Paniai) suatu percobaan yang dilakukan seorang Belanda dengan menyilangkan babi jenis Belanda dengan babi lokal hampir berakhir menjadi bencana. Seorang Fransiskan bernama Sibbele Hylkema yang dari tahun 1961 sampai 1969 tinggal di tengah suku Ngalum di Pegunungan Bintang dan seorang mantan pegawai pemerintah bernama H.L. Peters yang dari tahun 1959 sampai 1964 hidup di tengah suku Dani di Lembah Baliem melakukan penelitian terdahap babi dan berhasil mempublikasi hasil penelitian.

1. Babi di kawasan Wisselmeren (Danau Paniai)

Pesta babi (Joewò)merupakan peristiwa sosial yang penting bagi orang Papua. Babi mendapat tempat sentral dalam kebudayaan mereka.  Kekayaan orang tergantung dari jumlah babi yang dimiliki. Selama berabad-abad lamanya babi bagi orang Papua merupakan harta miliknya yang paling penting. Babi malahan dianggap mereka  sebagai anak sendiri. Dalam tahun 50an  orang Belanda datang ke kawasan Wisselmeren (Danau Paniai), dengan tujuan mempercepat laju perkembangan orang Papua yang tinggal di daerah tersebut dengan cara meningkatkan mutu babi yang bebas lepas mengais-ais di daerah sana. Dari negara mereka orang Belanda mengimpor babi berbentuk bundar-bundar, berwarna kemerah-mudaan, lebih besar daripada babi lokal yang kurus-kurus. Tadinya mereka bermaksud menyilangkan kedua macam babi tersebut agar tercipta suatu jenis yang lebih banyak dagingnya. Tetapi hasilnya hampir berakhir dengan bencana. Babi impor tadi membawa masuk virus sehingga babi orang Kepauku tertular virus ini. Jumlah babi setempat cepat berkurang, karena banyak yang mati. Hal ini merupakan malapetaka karena babi bukan saja merupakan simbol kedudukan seseorang tetapi juga sumber penting untuk makanan berprotein. Kegiatan pemotongan babi hanya dilakukan pada peristiwa khusus yang sering disertai upacara berhari-harian yang dihadiri pula oleh suku-suku sahabat di sekitar daerah itu, sehingga demikian dapat menjalinkan hubungan perdagangan dan melakukan perjanjian. Pesta babi merupakan puncak dalam kehidupan sosial suku Kepauku. Dengan demikian kematian babi membawa kerugian besar dalam hubungan sosial. Tidak lama berselang setelah orang kulit putih dituduh sebagai pemasok roh-roh jahat, karena orang Kepauku selalu mengasosiasikan penyakit dengan amarahnya roh jahat.

2. Peranan babi di Daerah Pegunungan

Arti babi bagi masyarakat Dani di daerah Pegunungan Tengah amat penting dan bersifat multifaset. H.L. Peters menulis dalam bukunya ‘Beberapa bab dalam kehidupan sosial-religius kelompok Dani (1965): “Tak bisa dikatakan bahwa orang Dani memakan daging babi secara reguler. Orang Dani jarang memotong babi hanya dengan tujuan ingin makan dagingnya. Memotong dan memakan babi selalu terikat pada peristiwa sosial yang penting, seperti upacara pembakaran mayat, perkawinan, dan upacara inisiasi. Kecuali kalau babinya mengidap penyakit atau merupakan hasil curian; dalam hal tersebut dagingnya harus dikonsumsi secepat mungkin. Kesempatan memakan babi yang paling sering berulang adalah pada upacara pembakaran mayat. Kesempatan unik lain dimana setiap  orang baik laki maupun perempuan ataupun anak memakan babi selama beberapa minggu berturut-turut adalah pada pesta babi besar yang diadakan secara berkala. Jumlah daging yang dimakan dalam waktu pendek, nyaris mustahil untuk dipercaya”
S. Hylkema menyatakan tentang peranan babi dalam masyarakat Ngalum: “Meskipun, dalam kaitan dengan babi, bukan merupakan hal biasa untuk berbicara tentang kedudukan sosial, namun dalam kaitan tersebut tempat yang diberikan orang kepada babi dalam masyarakat justru demikian maksudnya. Babi memang bermanfaat untuk orang, tetapi di samping itu orang bersedia membuat dirinya berjasa terhadap babi: babi dihormati. Lazimnya sebagian besar cara bercocok tanam ikut ditentukan oleh kehadiran babi.
Karena keberadaan hewan ini orang bahkan memagari lokasi di dalam mana mereka menanami batata (ubi),makanan utama mereka sedangkan seluruh sisa lembah disediakan untuk babi dimana dia bebas berkeliling dan mengaisi makanannya.” Seperti pada suku Ngalum, pada suku Danipun siang hari babi berjalan lepas di luar dan mencari makanan sendiri. Malam hari mereka diberi makanan batata yang dibawa perempuan dari kebun.

3. Status sosial dan alat tukar

Dari sudut pandang sosial, babi itu sangat penting. Jumlah babi yang dimiliki seseorang, ikut menentukan bagaimana dia dipandang oleh orang lain. “Orang yang penting atau , gain, memiliki banyak babi. Orang yang tidak memiliki atau hanya memilikinya dalam jumlah kecil tidak bisa jadi gain,” tulis Peters. Babi buisa dipakai sebagai alat tukar: jasa, prestasi, utang dan kewajiban dibayar dengan babi atau daging babi. Babi juga main peranan penting pada upacara agama ketika satu atau lebih ekor babi dipotong.
Salah satu tugas perempuan adalah beternak babi jinak. Menurut Hylkema hanya dalam beberapa perkecualian babi dapat menjadi milik perempuan, “karena perempuan mengurus babi, maka ia juga dapat menentukan haknya. Adalah tugasnya pada waktu tertentu memberi makanan kepada hewan tersebut, melepaskannya di pagi hari, dan memasukkannya kembali pada malam hari di dalam bangunan tambahan disamping pintu masuk khusus bagi anggota wanita di rumah keluarga.” Babi merupakan milik pribadi seorang laki-laki. “Tetapi perempuan dan anak dapat memiliki babi juga,” tulis Peters. “Di desa Anelakak seringkali orang menunjuk ke babi-babi sembari menyebutkan nama pemiliknya, di antaranya juga nama  perempuan dan anak-anak.” Namun beberapa narasumber dari Peters menyatakan perempuan dan anak tidak dapat memiliki babi. “Menurut mereka, lelaki hanya menyerahkan babinya kepada perempuan dan anak untuk diuruskan saja, yang selanjutnya dianggap oleh mereka sebagai miliknya sendiri,” dijelaskan Peters.

4. Perempuan dibayar dengan babi“

Di daerah Wisselmeren (Danau Paniai) harga seorang perempuan maupun babi diungkapkan dengan kerang Kauri. Di daerah lain malah  harga seorang perempuan langsung diungkapan dalam jumlah ekor babi,” demikian tulis “Bapak bangsa  Papua,” Jan van Eeckhoud dalam bukunya: Vergeten Aarde (Tanah yang Terlupakan). “Pada proses pengolahan sagu selalu laki yang menebang pohon dan membelah batangnya. Mencacah hati batang yang berisi pati kadang merupakan pekerjaan laki, kadang-kadang pekerjaan perempuan, tetapi selalu perempuanlah yang mencuci dan mengambil patinya. Apa perempuan menjadi hewan pemikul? Atau apa lagi?   Kalau seorang lelaki memikul beban, pada saat kritis ia tidak bisa menggunakan senjatanya. Pada umumnya kaum lelaki tidak pernah berfikir untuk melakukan pekerjaan perempuan. Dalam masyarakat Papua terdapat banyak perselisihan tentang perempuan; tetapi lebih banyak lagi tentang babi. Di Pegunungan Tengah jarang ditemukan hewan liar dan penduduk di daerah hutan rimba di Papua hanya menangkap anak babi yang kemudian diternakan hanya untuk dagingnya. Mengurus babi merupakan tugas penting. Tidak jarang orang melihat perempuan menyusui seekor anak babi pada salah satu dadanya dan kadang-kadang sekaligus anaknya sendiri pada dada lainnya,” demikian mantan residen Nieuw-Guinea Belanda.

5. Pengebirian babi.

Agar tumbuh dengan cepat kebanyakan babi jantan dikebiri (wam oupalygen wakanin). Operasi ini dilakukan oleh kaum lelaki – menurut Hylkema juga oleh perempuan – yang menguasai tekniknya. “Babi yang bersangkutan diikat dengan kepalanya ke bawah pada sebuah tiang,” tulis Peters. “Sembari seorang laki menutup erat-erat mulut babi itu sedangkan beberapa laki lain memegang kakinya, ahli itu dengan bantuan pisau bambu kecil memotong buah pelirnya, selanjutnya luka-lukanya ditutup dengan jahitan serat dan kadang-kadang dioles dengan lumpur abu-abu. Beberapa babi jantan disisihkan untuk diternakkan. Rupanya sehubungan dengan ini orang hendak mencegah silang dalam. Pernah saya lihat beberapa orang dari desa lain membawa babi ke Anelakak untuk dipacek oleh pejantan dari Takalek. Apakah untuk hal ini orang itu disuruh bayar sesuatu, misalnya dalam bentuk anak babi dari babi yang dipacek, saya tidak tahu.”

6. Memotongan babi

“Memotong babi merupakan tugas laki-laki. Bahwa  perempuan memiliki hak turut bicara, terungkap dari fakta dia harus mengurung binatang tersebut dan melemparkan batata di depannya supaya lelaki dapat mengarahkan bidikkannya dengan baik. Segera habis dipanah, binatang tersebut dipotong-potong agar darahnya tidak jadi dingin dan membeku,” tulis Hylkema. Peters menulis bahwa pada suku Dani proses memotong dan menyiapkan babi di seluruh daerah lembah mengikuti cara tradisional yang sama. “Orang memotong babi dengan cara memanahinya dari jarak dekat, kira-kira 10 cm., ke arah daerah jantungnya, setelah itu dalam waktu pendek binatang tersebut mati kemungkinan karena mati lemas. Selanjutnya buntut dan kuping dipotong, dan rambut dihanguskan atas api kayu. Pada proses pemotongan dagingnya orang bekerja dengan urutan sebagai berikut: pertama-tama dalam satu potongan utuh dipotong kulit bagian perut termasuk lemak dan otot yang lekat padanya ditambah rahang bawah; kemudian selaput dan otot yang melingkari isi perut (jeroan) dilepaskan dari sisi perut; pada langkah berikut  dikeluarkan isi perut yang masih terbungkus dalam selaput dan otot tadi. Oleh laki-laki lain, isi perut ini dibuka; ususnya dibersihkan dan dicuci oleh perempuan dewasa dan anak perempuan. Sisa babinya, jadi seluruh kulit punggungnya termasuk lemak dan otot yang lekat padanya ditambah rahang atas, kaki, ruas tulang belakang punggung ditinggal dalam satu potongan. Bagian ini disebut wam-oat. Semua organ seperti jantung, hati, paru-paru, dst., berikut semua potongan daging dijemur pada tiang-tiang di bawah matahari supaya kering. Sisanya diberi giliran pertama untuk dimasukkan ke dalam lubang pembakaran,” tutur Peters.

7. Penyiapan daging babi

Lubang pembakaran merupakan galian lubang dangkal di dalam tanah, dengan beragam garis tengahnya dari setengah sampai satu meter. Peters menulis: “Pada dasar lubang sejumlah ikat rumput yang menjulang tinggi diletakkan melewati pinggir bagian atas lubang. Di atas rumput tadi diletakkan batu-batu yang sebelumnya dipanaskan atas api sampai batu berpijar; di atas lapisan batu kemudian diletakkan sayur, umbi-umbian, lalu sayur lagi (sering daun batata) atau daun semacam pakis, lalu di antaranya diletakkanlapisan  batu panas lagi, selanjutnya di atas lapisan tersebut potongan-potongan daging dan di atasnya lagi sayuran; keseluruhannya ditutup dengan lapis-lapis kulit punggung dan di atasnya sedikit sayur dan batu panas lagi. Lalu di atas ini semua dipercikkan air, dan setelah itu rumput yang menjulang tinggi tadi dilipat menutupi semua batata, sayur, dan daging. Seluruhnya diikat erat lagi dengan rotan panjang, dan di atasnya ditaruh batu dan potongan kayu. Keseluruhan ini dibakar selama satu sampai satu setengah jam, lalu dibuka. Maka semuanya benar-benar matang.”
Hylkema menulis bahwa lubang pembakaran biasanya berada di ruang yang dikelilingi pagar dan terletak dekat rumah para lelaki. Peters menulis bahwa khusus untuk upacara lubang pembakaran dibuat  di luar, di alun-alun desa dan orang makan di sana juga.

8. Pembagian makanan.

Potongan besar daging babi dipotong-potong lagi untuk kemudian dibagikan kepada para hadirin. Hylkema menulis bahwa pada suku Ngalum usus diperuntukkan untuk perempuan dan bagian perut diperuntukkan untuk laki-laki. Ia sebut bahwa di dalam bagian perut babi (kang-asum) maka asas hidup yang paling kompak dan konkrit  melekatkan diri. “Dengan memakan bagian perut babi si pemakan dapat mengalami dan merasakan kekhasan dari cara hidup yang jatuh kepada dirinya. Dalam hidupnya yang penuh ancaman dan tantangan si pemakan untuk sesaat dapat mengikuti totalitas hidup, dan merasa diri terangkat dalam kebahagiaan.” Batata dan sayuran juga dibagi pada saat yang sama sedangkan daging yang bergantungan pada tiang dimakan pada hari-hari berikut. Batata biasanya disiapkan dengan cara dibakar dalam abu. Dalam pembagian makanan dijaga betul bahwa setiap orang ikut kebagian sesuatu. Sudah pasti bahwa selama upacara pesta besar dimana banyak orang hadir, para lelaki berkeliling di antara kerumunan orang untuk menjaga agar tiap orang mendapat bagian.

9. Kaitan:

- Film PACE dari Romo Camps:  Pesta babi di Lembah Baliem pada tahun 1974
- Film pendek dari Age Postumus, Oktober 2007: Orang Papua masak babi
- Film pendek di Ed’s Viewmaster: Pesta babi 2004
- Film pendek Adria Brochen: Pesta babi selama perjalanan merantau ke Lembah Baliem 2007
- Artikel tentang patung kayu dari Asmat: Tokoh nenek moyang atas babi
- Dari koleksi Francis’ Web: Ras-ras babi

10. Narasumber

- S. Hylkema o.f.m., Laki dalam tas jala – orang – dan gambaran tentang dunia dari orang Ngalum (Pegunungan Bintang), s’ Gravenhage 1974
- H.L. Peters, Beberapa bab dalam kehidupan sosial-religius suatu kelompok Dani (Disertasi), Venlo, 1965
- Jan van Eechoud, Tanah yang terlupakan: Papua, Amsterdam, De Boer, 1957
- Brongersma, L.D. en G.F. Venema, Hati putih Papua. Dengan ekspedisi Belanda ke Pegunungan Bintang, Amersterdam: Scheltens & Giltay, 1960
- L. Pospíšil: Orang Papua Kapauku dari Iriang Barat, dalam: George a Louise Spindler, Rinehart & Winston, New York, 1963
- L.F.B. Dubbeldam, ‘Devaluasi kerang kawrie Kapauku sebagai suatu faktor disintegrasi sosial’ dalam: Niew Guinea: Pegunungan Tengah, American Anthropologist, vol. 66, no.4, Bagian 2, 1964
- Komentar dan nasihat: Nancy Jouwe

Makanan khas papua


beberapa makanan khas Papua



kenali lebih jauh beberapa jenis makanan papua yang unik dan lezat...

04 ikan asap.jpg
Ikan Asap
papeda bubur.jpg
Bubur Papeda


ikan kuning.jpg

Papeda dengan Ikan Kuah Kuning

Ulat Sagu Makanan Khas Papua

Aslibanget Indonesia – Tahu Ulat sagu gak nih? Dari namanya aja sudah aneh ya, ulat :D . Nah ini adalah salah satu makanan Khas yang unik dari daerah Papua. Kamu pernah mencobanya?

Ulat Sagu Makanan Khas Papua
ULAT SAGU/ GOOGLE 

Makanan khas ini tergolong extream loh Aslibanget. Bagaimana tidak namanya saja ulet sagu dan bahannya terbuat dari ulet yang berasal dari pohon sagu. Untuk mendapatkan ulat sagu tersebut, harus mencari batang pohon sagu yang membusuk karena didalamnya terdapat ulat-ulat. Konon rasanya manis loh aslibanget.
 

Suku-suku Papua

Mengenal Sejarah Budaya Suku Dani Papua, Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea Irian Jaya. Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Papua memang memiliki daya tarik dan eksotisme tersendiri. Selain memiliki pemandangan yang luar biasa sebagai pemanja mata, provinsi paling terujung Indonesia ini memiliki aneka ragam budaya


Dan pesona Burung endemik Tanah Papua yaitu Cendrawasih serta keunikan dari suku yang bermukim di dalamnya. Salah satunya diantaranya adalah Suku Dani yang mendiami sebuah wilayah di Lembah Baliem, Wamena, Papua.


Mengenal Budaya Suku Dani Papua

Suku Dani Papua Sumber Gambar trek-papua com

Mengenal Budaya Suku Dani Papua


Meskipun banyak orang menyebut mereka dengan sebutan Suku Dani, namun orang Suku Dani sendiri menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya adalah selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengadakan upacara serta penyembelihan babi.

Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih mengenakan Koteka yang terbuat dari kunden kuning. Para wanitanya pun masih menggunakan pakaian berjuluk wah yang berasal dari rumput serat dan tinggal di Honai-Honai sebuah gubuk yang beratapkan jerami atau ilalang.

Honai-Honai

Rumah Honai-Honai Sumber Gambar trek-papua com

Sebagian masyarakat Suku Dani sudah memeluk agama Kristen, akibat pengaruh misionaris Eropa yang pernah datang ke lokasi tersebut sekitar tahun 1935. Kendati demikian Suku Dani masih memiliki kepercayaan adat yang lebih dikenal dengan konsep yang dinamakan Atou yang dipercaya bahwa segala kesaktian yang dimiliki oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Kesaktian tersebut antara lain kesaktian menjaga kebun, kesaktian mengobati atau menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya, serta kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam. Suku Dani juga memiliki simbol yang mereka namakan Kaneka. Lambang tersebut dipakai saat upacara tradisi yang bersifat keagamaan.

Meskipun suku dani tinggal di hutan-hutan dengan iklim tropis yang sangat kaya akan flora dan fauna papua ini masih melakukan serangkaian upacara adat, salah satunya adalah Rekwasi. Rekwasi adalah sebuah upacara adat yang dilakukan untuk menghormati para leluhur. Di Rekwasi, para prajurit biasanya akan membuat tanfa dengan lemak babi, kerang, bulu-bulu, kus-kus, sagu rekat, getah pohon mangga, dan bunga-bungaan di bagian tubuh mereka. Saat melakukan upacara ini, para peserta juga melengkapi dirinya dengan senjata tradisional seperti tombak, kapak, parang, dan juga busur beserta anak panahnya.

Kepercayaan suku Dani menganut konsep yang dinamakan Atou. Artinya adalah segala kesaktian yang dipunya oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Menurut budaya suku Dani, jenis kesaktian tersebut antara lain adalah kesaktian agar bisa punya kekuatan untuk menjaga kebun, kesaktian agar mampu mengobati atau menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya dan kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam.

Untuk memberi penghormatan pada arwah leluhur, suku Dani menciptakan lambang untuk mereka sendiri yang dinamakan dengan Kaneka. Fungsi Kaneka ini adalah dipakai atau dimunculkan ketika sedang diselenggarakan upacara tradisi yang bersifat keagamaan untuk membuat semua anggota masyarakat bisa sejahtera serta sebagai simbol ketika akan memulai perang dan mengakhirinya.

Hubungan Keluarga Suku Dani
  1. Budaya suku Dani dalam menjalani hubungan antar masyarakat menggunakan sistem yang terbagi dalam tiga jenis tingkat hubungan kekeluargaan, yaitu :
  2. Hubungan kekeluargaan yang paling kecil. Meliputi sebuah kumpulan yang terdiri dari dua sampai tiga keluarga yang secara bersama-sama tinggal di sebuah komplek yang ditutup dengan pagar. Sistem ini dinamakan ukul atau klan yang kecil.
  3. Hubungan antar suku Dani yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok ukul. Hubungan ini diberi nama ukul oak atau ukul besar.
  4. Hubungan teritorial, yaitu kesatuan dari teritorial paling kecil suku Dani. Merupakan gabungan dari ukul besar yang diberi nama uma. Kelompok ini selalu dipimpin oleh laki-laki.
Memilih Pemimpin Suku Dani
Agar selalu hidup secara rukun dan damai dengan menjunjung semangat kebersamaan, orang suku Dani membuat semacam organisasi yang diketuai oleh kepala suku. Dia dipilih secara turun temurun dan mendapat panggilan Ap Kain. Untuk menjalankan tugasnya, Ap Kain dibantu oleh tiga kepala suku yang lain di bawah kedudukannya. Mereka ini mendapat julukan Ap Menteg, Ap Horeg dan Ap Ubaik. Tugas mereka adalah mengurus perawatan kebun dan binatang ternak babi. Selain itu juga menjadi penengah sekaligus hakim ketika ada perselisihan antar suku Dani.

Meski dipilih melalui jalur keturunan, ketua suku yang terpilih tetap harus memenuhi berbagai syarat. Antara lain adalah memiliki pengetahuan tinggi tentang ilmu pertanian, ramah dan rendah hati, terampil berburu, punya nyali yang tinggi, bisa melakukan komunikasi dengan baik dan punya keberanian tinggi untuk melakukan perang ketika ada masalah dengan suku lain.

Masih banyak keunikan tradisi warisan leluhur yang tersimpan pada Suku Dani yang dijaga dengan sangat baik oleh warganya. Mereka percaya bahwa menghormati para nenek moyang serta leluhur merupakan cara yang tepat dalam menghargai alam serta isinya.


Tarian papua


TARIAN CENDRAWASIH.....
asal usul traian cendrawasih
– Tarian ini di ciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988
Asal usul sejarah tari cendrawasih adalah didasari Gerakan yang mengisahkan sepasang burung Cendrawasih yang sedang memadu kasih. Gerakan yang lincah dipadukan dengan gairah asmara sepasang burung yang indah menjadikan Tari Cendrawasih merupakan jenis tari favorit ditampilkan dalam event-event yang meriah.
Tari Cendrawasih merupakan tari duet yang ditarikan oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk – bentuk baru sesuai dengan tema tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan memperjelas desain gerak yang diciptakan.

Ngemil aLa Papua(makan pinang too)



siooo pinang muda seh,,,,

Cara makan pinang

Pace Serui bilang: Kita di Serui cara makan Pinang tu, 3.2.1, Makan 3 pinang duluan,trus 2 sirih- baru 1 senduk kapur trakhir. Napi Biak bilang: Di Biak tu tabale: 1-2-3, Satu daun siri duluan, baru makan 2 kapur terus, 3 buah pinang terakhir, Pace wamena tidak mau kalah: Di wamena tu campuran, 2-1-3, makan 2 senduk kapur duluan, 1 jam kemudian makan sirih, 3 hari lagi baru makan pinang! 2 pace tadi tanya, kenapa lama sekali baru makan pinang ? Pace wamena bilang, tunggu mulut sembuh too.. Hahahahah... Mulut tabakar,, HAHHAAHhaha trakosong ah

Tradisi Papua(Bakar Batu)

Ttradisi orang papua apabila ada acara....
Bakar Batu adalah salah satu acara adat terpenting di Pupua, sebagai wujud pesta kegembiraan menyambut kelahiran, kematian, atau mengumpulkan prajurit untuk berperang. Bakar batu juga menjadi saran memulihkan keharmonisan hidup manusia yang tergannggu dendam dan peperangan atau kematian.
Bakar batu juga menjadi cara khas masyarakat tradisional Papua memasak Babi dengan batu yang di bakar dalam tungku perapian besar, biasannya berukuran 2 x 8 meter. Seluruh isi perut babi dikeluarkan menyisakan daging dan lemak tebal yang menempel di kulit.
Kini ritual bakar batu juga diselenggarakan untuk menyambut para tamu yang berkunjung ke daerah Papua. Prosesinya sebagai berikut, mulannya batu di bakar di tungku pembakaran, sambil menunggu batu itu panas para warga menggali lubang yang cukup dalam. Setelah batu yang dibakar itu telah panas, sebagian batu tersebut di masukkan dalam galian tersebut, ditimbun dngan daun singkong, umbi-umbian, dan dedaunan. Batu panas kembali diletakkan diatas adonan itu dan galian ditutup rapat. Selepas itu, mereka tinggal menyambut tamu, sementara daging babi pun matang. Bakar Batu

Pakian adat Papua

Pakian Adat Papua..

Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua.
Pakaian Adat Papua
Pakaian Adat Papua
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Burung endemik Tanah Papua
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002

.